Jamur (Fungi)
Jamur telah dikenal dalam
kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu
disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi
tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh,
jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun
tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau
tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya
jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.
A. Struktur tubuh
Struktur
tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya
khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar
yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur
tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan
yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi
tubuh buah.
Gambar 1. Hifa yang membentuk miselium dan tubuh buah
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun
dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan
sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa
mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan
kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula
hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik
dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti
dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit
biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ
penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan
substrat.
B. Pertumbuhan jamur
Semua
jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme
lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh
makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan
miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena
jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya.
Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof,
jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
a. Parasit obligat
Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b. Parasit fakultatif
Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan
inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang
yang cocok.
c. Saprofit
Merupakan
jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamu saprofit
menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang
dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit
mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehinggamudah
diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap
bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya
Cara
hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang
hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga
menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis
mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur
berhabitat pada macam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak
organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang
hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di
air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas
Oomycetes.
C. Pertumbuhan dan Reproduksi jamur
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan
aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora
jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi
adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur
memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual.
Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat
yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak
gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya
singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam
dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan
inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu
beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk
sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.
Berdasarkan struktur hifa dan penghasil spora, jamur dibagi menjadi beberapa divisi yaitu:
1. Divisi Zygomycota
Jamur yang tergolong zygomycota pada umumnya hidup di
darat, tanah yang lembab, atau pada tumbuhan dan hewan yang sudah
membusuk. Pada saat jamur ini masih muda, hifanya banyak bercabang namun
tidak bersekat tetapi setelah dewasa hifanya menjadi bersekat. Jamur
golongan ini dapat bereproduksi secara vegetatif maupun generatif.
Reproduksi jamur secara vegetatif dengan cara membentuk spora tak
berflagel sedangkan secara generatif dengan cara gametangiogami dari dua
hifa yang sesuai dengan menghasilkan zygospora. Beberapa contoh dari
jamur zygomycota yaitu :
a. Jamur Roti (Rhizopus Nigricans)
Jamur ini biasanya muncul pada roti yang teralu lama disimpan pada tempat yang lembab dan gelap. Jamur ini berwarna hitam dan sporangiumnya dapat menghasilkan 50.000 spora.
b. Jamur Tempe (Rhizopus oryzae)
Jamur
ini digunakan untuk membuat tempe. Hifanya tidak bersepta dan tidak
berwarna. Hifa kapang terspesialisasi menjadi 3 bentuk, yaitu rhizoid,
sporangiofor, dan sprorangium. Rhizoid merupakan bentuk hifa yang
menyerupai akar. Sprorangiofor adalah hifa yang menyerupai batang.
Sporangium adalah hifa pembentuk spora dan berbentuk bulat. Suhu
pertumbuhan maksimum adalah 33-36°C dan suhu perturnbuhan optimum adalah
30°C.
Gambar 2. Struktur Rhizopus sp
a. Pilobolus
Salah
satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan yang telah
terdekomposisi. Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa adanya bantuan
cahaya. Jamur ini menunjukkan respon positif terhadap cahaya. Di
bawah ujung sporangiofor merupakan daerah yang peka terhadap cahaya.
Tangkai tersebut akan tumbuh ke arah cahaya matahari. Ketika jamur
telah matang, maka tekanan air di dalam tangkai menyebar sampai dengan
ujung tangkai dan menyebabkan ujung tangkai meledak. Saat itulah
terjadi penyebaran spora dengan penembakan spora ke udara.
2. Divisi Ascomycota
Jamur yang termasuk divisi ini umumnya hidup di dalam
tanah (hipogean), di kotoran ternak (koprofil), ataupun parasit pada
tumbuhan. Ada yang bersifat uniseluler atau multiseluler. Reproduksi
jamur ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu vegetatif dan generatif.
Secara vegetatif, jamur melakukan fragmentasi yaitu pemisahan sebagian
cabang dari miselium yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru,
tunas, dan membentuk spora berdinding tebal (kalmidospora). Sedangkan
secara generatif, jamur menghasilkan spora yang dibentuk dalam askus.
Askus-askus itu akan membentuk askokarp. Beberapa spesies yang termasuk
divisi ascomycota :
a. Penicillium
Biasanya
jamur ini hidup di daerah yang sejuk dan suka muncul pada bahan-bahan
organik. Jamur ini biasanya berwarna hijau kebiruan dan merupakan salah
satu penyebab kebusukkan pada makanan. Beberapa spesies yang terkenal
adalah Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti untuk pembuatan keju, Penicillium notatum dan Penicillium chryzogenum sebagai penghasil antibiotik pinisilin
b. Saccharomyces
Merupakan
organisme uniseluler dan tidak berklorofil yang dikelompokkan ke dalam
Ascomycota karena reproduksi seksualnya terjadi dengan pembentukan
Askus. Jamur ini dapat tumbuh baik pada suhu 30oC dan pH 4,8.
Saccharomyces memiliki beberapa kelebihan terutama dalam proses
fermentasi yaitu mikroorganisme ini cepat berkembang biak, tahan
terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan terhadap suhu yang tinggi, dan
mempunyai sifat stabil dan cepat beradaptasi. Beberapa spesies yang
terkenal antara lain Saccharomyces cerevisiae untuk membuat tape, Saccharomyces sake untuk membuat sake jepang dan Saccharomyces uvarum untuk pembuatan bir.
c. Aspergillus
Umumnya
ditemukan pada daerah yang kaya akan oksigen karena aspergillus
termasuk spesies aerob. Biasanya tumbuh pada makanan yang mengandung zat
tepung seperti kentang dan roti serta pada tumbuhan. Beberapa spesies
yang termasuk aspergillus yaitu :
· Aspergillus flavus menghasilkan alfatoksin
· Aspergillus fumigatus parasit paru-paru burung
· Aspergillus oryzae untuk membuat tape
· Aspergillus wentii untuk membuat kecap
· Aspergillus nidulans penyebab automikosis/penyakit telinga
Gambar 3. Struktur Aspergillus
3. Divisi Basidiomycota
Jamur ini berukuran makroskopis sehingga bisa dilihat
tanpa menggunakan alat bantu seperti mikroskop. Memiliki miselium yang
bersekat dan dibedakan menjadi dua, yaitu miselium primer dan miselium
sekunder. Miselium primer memiliki sel berinti satu dan berasal dari
perkembangan basidiospora sedangkan miselium sekunder memiliki sel
berinti dua dan hasil konjugasi dari dua miselium primer atau persatuan
dua basidiospora. Seperti jamur lainnya jamur ini dapat bereproduksi
secara vegetatif maupun generatif. Secara vegetatif, jamur membentuk
tunas, dengan konidia ataupun fragmentasi miselium sedangkan secara
generatif jamur memiliki bagian yang disebut basidium, basidium ini
berkumpul dalam badan yang disebut basidiokarp, yang akan menghasilkan
spora yang disebut basidiospora. Spora tersebut akan menyebar ke
berbagai tempat jika jatuh di tempat yang sesuai spora tersebut akan
tumbuh dan membentuk jamur yang baru. Beberapa contoh spesies yang
termasuk basidiomycota, yaitu :
· Volvariella volvacea jamur merang untuk dimakan
· Auricularia polytrica jamur kuping untuk dimakan
· Pleurotes jamur tiram untuk dimakan
· Ustilago vireus parasit pada padi
· Ustilago maydis parasit pada jagung
Gambar 4. Basidiomycota
4. Divisi Deuteromycota
Jamur ini biasa disebut sebagai jamur tidak sempurna
karena belum diketahui reproduksi seksualnya sehingga reproduksinya
dilakukan secara aseksual dengan cara fragmentasi atau dengan konidium.
Beberapa contoh spesies yang termasuk deuteromycota antaranya :
· Helminthosprium oryzae parasit pada padi
· Sclerotium rolfsii parasit pada bawang merah
· Monila sitophila jamur oncom untuk dimakan
· Tinea versicolor jamur panu
· Epidermophyton floocossum jamur kulit parasit pada kaki
Scientific and academic publising
International journal of Researchin Botany
An international journal on Fungal Biology