Filum Porifera
I.
Pendahuluan
Filum porifera telah
ada di laut sejak jaman prokambium sekitar 600 juta tahun yang lalu,
berdasarkan cacatan fosil.Asal usul hewan porifera mengisyaratkan hewan ini
merupakan turunan dari koloni protozoa jenis 'choanoflagellata'.
'Hewan spons' itulah
sebutan untuk filum porifera, disebabkan seluruh permukaan tubuh hewan ini
lobang-lubang kecil (pori). Porifera merupakan hewan yang paling sederhana dari
organisme multiseluler dan sebagian besar hidup di laut. Saat ini telah
ditemukan 5000 - 10.000 species, dan hanya 150 species yang hidup di air tawar,
umumnya hewan ini sebagai bentik di perairan.
Porifera bereproduksi
melalui dua cara, yaitu secara generatif ataupun secara vegetatif. Reproduksi
generatif, yaitu dengan sel-sel kelamin yang dihasilkan oleh sel amoeboid.
Porifera termasuk hewan monoesius atau hermafrodit karena dalam satu tubuh bisa
menghasilkan dua sel kelamin sekaligus. Reproduksi vegetatif dengan pembentukan
tunas ataupun kuncup. Ketika kuncup atau tunas-tunas tersebut lepas akan tumbuh
menjadi individu baru. Apabila Porifera berada dalam lingkungan yang kering,
maka akan membentuk gemmule atau kuncup dalam yang nantinya juga bisa tumbuh
menjadi individu baru.
Tubuh Porifera yang
sudah mati dapat dimanfaatkan sebagai penggosok ketika mandi ataupun mencuci.
Selain itu, dapat juga dimanfaatkan sebagai hiasan yang ada pada akuarium.
II.
Defenisi
Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori
yang berarti lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandung. Contoh
dari porivera adalah sponsa. Sponsa merupakan hawan yang hidup menempel pada
suatu substrat di laut. Telah diketahui kira-kira 2500 spesies, ada beberapa
yang hidup di air tawar, tetapi sebagian besar hidup di laut. Nama filum ini
dari kenyataan bahwa tubuh porifera mempunyai pori-pori. Air beserta makanan
masuk melalui pori kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan akhirnya keluar
melalui oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui oskulum.
Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan
tersebut terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea.
Sel-sel yang membentuk lapisan dalam mempunyai flagea, yang mengatur aliran
sel-sel ini dapat ”menangkap” partikel makanan.
Bentuk sponsa ditentukan oleh kerangka tubuh. Kerangka tersusun dari
spikula. Spikula tersebut dari sel-sel yang terdapat dalam mesoglea. Spikula
tersusun dari silika atau kapur (kalsium karbonat). Beberapa sponsa tidak
memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat yang disebut spongin. Sponsa
terdapat di perairan yang dangkal di daerah tropis. Bila sponsa diolah dapat
digunakan untuk bahan atau alat pembersih.
Seperti yang kita ketahui suatu organisme yang melekat pada suatu
subsurat, harus mempunyai cara untuk menyebar keturunannya ke tempat lain.
Untuk tujuan itu sponsa menghasilkan larva kecil yang dapat ”berenang”
dengan bebas. Larva tersebut memisahkan diri dari induknya dan setelah
menemukan tempat hidup yang sesuai larva akan melekat disitu dan berkembang
menjadi hewan dewasa.
Berdasar fosil porifera yang ditemukan menunjukkan bahwa sponsa adalah
salah satu hewan yang pertama kali muncul di bumi. Tetapi tidak ada bukti bahwa
ada hewan yang berkembang dari sponsa. Sponsa seakan-akan menempati suatu tempat
yang agak unik dalam dunia hewan, oleh karena itu oleh bebrapa ahli taksonomi,
porifera dimasukkan dalam suatu kelompok yang disebut parasoa.
III.
Ciri-ciri Porifera
1. Sudah merupakan Metazoa (Metazoa tingkat
rendah), (Metazoa = hewan bersel banyak, banyak), sebab walaupun tubuhnya sudah
berdiri dari banyak sel tetapi jaringan tubuhnya masih sederhana karena :
a. Belum mempunyai organ tubuh yang khusus
b. Belum mempunyai sistem saraf
Yang menanggapi rangsang adalah sel-sel individual.
c. Belum mempunyai saluran pencernaan
makanan yang khusus.
2. Pencernaan makanan secara intra seluler (pencernaan makanan dalam sel)
karena masih intraseluler maka disebut Parazoa.
3. Dinding tubuhnya berpori-pori (maka disebut Porifera) dan sudah mempunyai sistem canol. Dinding tubuhnya terdiri dari 2 lapis antara lain :
3. Dinding tubuhnya berpori-pori (maka disebut Porifera) dan sudah mempunyai sistem canol. Dinding tubuhnya terdiri dari 2 lapis antara lain :
a. Lapisan luar = epidermis
Tersusun dan dermal-dermal epitelium
b. Lapisan dalam
Tersusun
dari Choanocyte = deretan sel leher masing-masing Choanocyle dilengkapi dengan
Flogellum diantara 2 lapisan (lapisan dalam dan luar) terhadap zat antara
berupa gelotin yang disebut Mesoglea atau Mesenchym.
4. Tubuh dilengkapi kerangka yang berupa
Spicula-spicula yang berasal dari :
- Kapur (Ca CO3)
- Silicat (H9 Si3O2)
- Campuran kapur + silikat
Kerangka tersebut terdapat didalam lapisan Mesogles.
5. Tempat hidup
- Dilaut (kebanyakan)
- Air tawar (beberapa).
Pada tubuh Porifera terdapat pori-pori sebagai jalan masuknya air yang
membawa makanan, kemudian oleh flagela yang ada pada koanosit, zat-zat makanan
tadi akan ditangkap dan akan dicerna oleh koanosit atau sel leher. Setelah
makanan tercerna, oleh sel amoebosit, maka sari-sari makanan akan diedarkan ke
seluruh tubuh. Air yang sudah tidak mengandung zat-zat yang sudah tidak
dibutuhkan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui oskulum. Di antara lapisan
ektoderm dan endoderm terdapat rongga yang disebut mesenkim atau mesoglea
tempat dari sel amoeboid dan skleroblast yang merupakan penyusun rangka atau
spikula berada. Porifera tidak mempunyai sel saraf. Sel-sel pada Porifera
sensitif terhadap rangsang antara lain choanocyt dan myocyt, karena itu gerakan
dari flagellum pada choanocyt tergantung pada keadaan lingkungan. Kemampuan
myocyt terhadap stimulus adalah gerakan mengkerut/ mengendurnya sel tubuh
sehingga porocyt ataupun osculum bisa menutup dan membuka.
IV.
Klasifikasi
Klasifkasi Filum
Porifera
a. Berdasarkan
kerangka dalam tubuhnya maka porifera dibagi dalam 3 kelas:
1. Class Calcarea
Ordo : Homocoela
2. Class
Hexactinellida
Ordo : Hyelonema
3. Class
Desmospongiae
Ordo :
Tetractinellida
Ordo : Monaxonida
Ordo : Keratosa
b.
Berdasarkan sistem saluran / sistem canal maka porifera mempunyai 3 tipe :
1. Tipe Ascon
1. Tipe Ascon
Tanda-tanda :
- Dinding tubuh tipis
- Dilengkapi dengan canal yang langsung bermuara kedalam Spongocoel
(rongga tubuh bagian tengah)
- Dindingnya dilengkapi dengan Chodnocyte.
2. Tipe Sycon
Tanda-tanda :
- Pada prinsipnya sama dengan Ascon tetapi
- Dinding Spongacoel mengadakan pelekukan kearah epidermis sehingga
membentuk :
a. Radial Canal
Yaitu canal-canal horizontal yang dindingnya dilengkapi dengan sel-sel
leher (Choanocyle)
b. Incurent Canal
Yaitu saluran masuk yang satu sama lain.
- Prosophyle
Ialah lubang dimana air mulai masuk
- Apophyle
Ialah lubang dimana air masuk dari radial canal kedalam spongacael.
3. Tipe Leucon
Tanda-tanda :
Dinding tubuh dilengkapi dengan Musenchum / Mesagka yang tebal dan
didalamnya terdapat sistim canal yang bercabang-cabang dan komplex.
Dimana pada suatu tempat sistim canal tersebut membulat dan membentuk
rongga yang dindingnya dilengkapi dengan sel-sel leher (Chronocyte).
V.
Peranan
Filum Porifera tidak jauh beda dengan filum invertebrata yang lain.
Porifera memilki peranan yang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Peranan
Porifera bagi kehidupan manusia sebagai spons mandi dan alat gosok, zat kimia
yang dikeluarkannya memiliki potensi obat penyakit kanker.
a. Sebagai makanan hewan laut lainnya
b. Sebagai sarana kamuflase bagi beberapa hewan
laut
c. Sebagai hiasan akuarium
d. Sebagai alat penggosok untuk mandi dan
mencuci
e. porefera yang dijadikan obat kontrasepsi
(KB)
f. Sebagai campuran bahan industri (kosmetik)
VI.
Cara Reproduksi
Perkembangbiakan Porifera
1. Asexual
a. Membentuk kuncup
Kuncup tumbuh menjadi besar dan kemudian ada yang :
- Lepas dari induknya dan menjadi Porifera
baru.
- Tetap melekat pada induknya sehingga
membentuk koloni.
b. Membentuk butir gemmula
- Butir gemmulae ini berasal dari sel archeocyte yang berada dalam
Menaglea.
- Kemudian butir
gemmulae ini dibungkus dengan spicula sehingga menjadi resisten / tahan
terhadap keadaan buruk) dan terbentuklah semacam cyste. Dengan demikian
gemmulae ini tahan terhadap kekeringan
- Jika kekeringan
intuk Porifera akan pecah berhamburan tetapi butir gemmulae ini bis tetap tahan
hidup.
- Jika keadaan
lingkungan baik maka gemmulae ini menjadi profera baru.
2. Sexual
- Ada yang hermaphrodite (sel kelamin terdapat pada satu individu)
- Ada yang sel kelaminnya terpisah pada individu yang berbeda ( ada alat
kelamin ♂ dan ♀)
- Baik ovum maupun spermatozoid berkembang dari sel-sel archeocyte yang
ada dalam Mesenchym
- Sel kemudian akan tinggal dalam Mesenchyn yang nantinya akan dibuahi
oleh spermatozoid.
- Setelah terjadi pembuahan maka terjadilah zygot.
- Zygot membelah lagi menjadi larva yang berbamtu getar dan disebut
Ampheblastula.
- Amplibastula akan keluar dari induknya bersama aliran air melalui
osculum dan untuk sementara waktu berenang-renang.
- Jika
sudah mendapat tempat perlekatan maka akan tumbuh menjadi Porifera baru.
Anda dapat membuka beberapa jurnal tentang porifera dibawah ini ^_^
Estonian Journal of Earth Sciences
Ecology of sponge assemblages (Porifera)
0 komentar:
Posting Komentar